Sumatera
Utara (Sumut) merupakan provinsi yang mendapat julukan sebagai Miniatur
Indonesia karena keanekaragaman suku budaya dan kemampuan masyarakat dalam
menjaga toleransi kerukunan antara umat beragama. Provinsi yang dihuni lebih
dari 13 juta jiwa ini, terdapat begitu banyak suku bangsa, diantaranya Batak,
Jawa, Melayu, Tionghoa, Minang, Banjar dan masih banyak lagi. Hampir seluruh
suku bangsa yang ada di Indonesia bisa dijumpai di Sumut.
Masyarakat
Sumut terkenal dengan logat atau gaya bicaranya yang keras, tapi hartinya
sangat lembut bagaikan bolu meranti. Apalagi untuk urusan toleransi, sejauh ini
masyarakat Sumut mampu menjaga kerukunan antar suku dan umat beragama dan
menghindari potensi-potensi munculnya konflik. Semua itu dikarenakan warga
Sumut memiliki jiwa nasionalisme yang tinggi, pergaulan luas dan pastinya cinta
damai.
Provinsi
yang disebut sebagai pintu gerbang peradaban di Pulau Sumatera ini, juga
terkenal sangat kaya akan sumber daya alamnya. Mulai dari hasil perkebunan
seperti karet, sawit, tebu dan teh, hasil pertanian, hingga Kopi Sidikalang
yang mendunia dan menjadi bahan baku utama Starbuck Coffe. Ya, Kopi Sidikalang
kini tengah menjadi buah bibir di kalangan penikmat kopi dunia. Citar rasa dan
aromanya yang khas, membuat Kopi Sidikalang begitu diminati dan banyak diburu
oleh industri kopi internasional.
Strafbuck
Coffe melalui keterangan resmi dan halaman website mengakui salah satu kunci
kenikmatan racikan kopinya berasal dari bahan baku yang digunakan, yaitu Kopi
Sidikalang. Terbukanya tabir rahasia tersebut, membuat banyak masyarakat
internasional yang penasaran dan ingin langsung melihat kopi nikmat Sidikalang
itu berasal. Antusiasme internasional ini menjadi agrowisata yang dapat
mengangkat nama besar Sumut ke dunia internasional. Sayangnya pemerintah kita
belum dapat membantu petani dalam memaksimalkan produksinya dan membaca potensi
agrowisata kopi. Alhasil tingginya antusias dan permintaan akan kopi belum
mampu mendatangkan kesejahteraan berarti bagi petani.
Menurut
Anggota Komisi B DPRD Sumut, Aripay Tambunan, berharap komoditas kopi yang
dihasilkan petani bisa menguasai pasar di sejumlah negara Eropa. Untuk itu,
promosi kualitas kopi Sumut perlu lebih digencarkan. “Kami menilai kopi asal
Sumut berpeluang besar menembus pasar Finlandia dan negara-negara Eropa
lainnya, namun promosinya perlu lebih gencar dilakukan. Sumut juga memiliki
lahan yang cukup luas untuk memproduksi biji kopi berkualitas yang siap
menembus pasar ekspor. Potensi agro wisata kopi Sumut juga cukup menjanjikan
apabila dikelola ddengan baik dan benar,” katanya. (Analisadaily.com)
Danau
Toba yang Melegenda
Selain
kenikmatan Kopi Sidikalang, landmark
pariwisata Sumut yang paling terkenal dan mendunia sejak dulu ialah Danau Toba.
Danau vulkanik yang terbentuk sejak puluhan ribu tahun lalu ini terkenal akan
panorama alamnya yang sangat indah dan udara sejuknya. Bahkan, Presiden Jokowi
telah memasukkan Danau Toba dalam salah satu destinasi wisata prioritas
nasional yang akan didukung dengan pembangunan infrastruktur untuk mempermudah
akses.
Panorama danau terbesar di Asia Tenggara ini telah banyak
menghipnotis wisatawan lokal dan mancanegara. Terhitung jumlah kunjungan
wisatawan ke Danau Toba terus mengalami peningkatan setiap tahunnya. Untuk kunjungan
Danau Toba ke Samosir saja, dari tahun 2015 sebanyak 171.000 wisatawan, tahun
2016 meningkat menjadi 19.000 dan tahun 2017 lebih dari 200.000 wisatawan.
Bahkan di tahun 2019 mendatang, Kementrian Pariwisata Republik Indonesia memprroyeksikan
kunjungan wisata ke Danau Toba menembus 1 juta kunjungan. Namun semua itu masih
tergantung dengan keberadaan infrastruktur yang baik dan memadai.
“Setelah
pembangunan insfrastruktur selesai maka dipastikan semakin mendongkrak jumlah
wisatawan mancanegara untuk berwisata ke Danau Toba. Danau Toba akan menjadi
destinasi utama wisatawan, sehingga bisa menjadi Monaco of Asia. Kita berharap,
sekitar 80 persen dari wisatawan mancanegara yang masuk ke Sumut, nantinya ke
lokasi pariwisata Danau Toba. Selama ini, masalah insfrastruktur menuju daerah
itu menjadi kendala bagi wisatawan,” ujar Direktur Utama Badan Otorita
Pengelola Kawasan Pariwisata Danau Toba, Arie Prasetyo. (MedanBisnisdaily.com)
Fakta
yang tak terbantahkan adalah siapapun yang datang ke Dabau Toba, pasti ingin
kembali berkunjung kembali ke tanah kelahiran Suku Batak ini. Udaranya yang
sejuk, airnya yang dingin dan bersih ditambah dengan keindahan panorama alam
pegunungan serta rimbunya hutan dikolaborasikan bersama adat isthadat budaya
setempat, menjadi daya tarik tersendiri yang sangat diminati wisatawan.
Sumut
bukan hanya sekedar Keragaman Budaya, kopi, kebun dan Danau Toba, tapi
setidaknya beberapa hal tersebutlah yang membuatku bangga menjadi warga Sumut.
Mari bersama-sama kita turut serta dan berperan aktif membantu Pemprovsu dalam
mengembangkan dan membangun provinsi tercinta ini. Salah satunya dengan menjadi
warga yang baik dengan patuh membayar pajak, mentaati hukum dan turut serta
dalam penyelenggaraan serta mengawasi perputaran roda pemerintahan.***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar