Rabu, 29 Februari 2012

Tips Menulis Artikel


Menulis.....
Gampang atau Sulit?
Bagi orang yang baru menggeluti dunia tulisan , kerap kali menghalami hambatan dalam proses pembuatan tulisanya mulai dari minimnya pengalaman, tidak tau harus memulai dari mana, atau bahkan kemauan untuk menulis ada tetapi diri ini sangat malas untuk menulis, hal ini lah yang terkadang memutuskan semangat bahkan menjadi bantu sandungan bagi kita, lantas apakah yang harus di perbuat?
Untuk orang yang terlahir dengan bakat, menulis itu nudah atau sama halnya dengan berbicara yang hanya bermodalkan mulut dan lidah, menulis itu hanya tinggal menuangkan apa yang ada di dalam benak kita kedalam secarik kertas, atau tinggal mengetik di laptop saja. Secara teori memang benar menulis itu gampang tapi ada beberapa hal yang menjadi sandungan bagi para penulis khususnya bagi pemula, satu sifat lumrah yang di miliki setiap manusia, yang kerap kali menjadi batu sandungan kita dalam meraih keberhasilan, sifat itu adalah MALAS,
            Secara sederhana malas di defenisikan sebagai ssuatu keadaan di mana seseorang merasa enggan untuk mengerkjakan atau melakukan sesuatu.  Secara umum Hal ini bisa di sebabkan oleh keadaan fisik yang lelah sehingga mempengaruhi kinerja otak, yang menimbulkan seseorang akan  kekurangan inspirasi yang di perlukan dalam membuat suatu tulisan, kalau sudah dalam keadaan begini jangan pernah memaksakan diri untuk tetap menulis, karna akan berakibat tulisan kita tidak maksimal atau bisa di katakan rancu.
            Dalam menulis, sering kali di pengaruhi oleh sifat malas ini, terkadang sudah mendapat banyak inspirasi untuk menulis, tetapi di karnakan oleh suatu hal yang tak terduga seperti saat hendak membuka laptop untuk mengetik namun batre laptop sedang kosong. keadaan ini  di perpara lagi dengan pasokan listrik dari PLN sedang padam, keadaan ini lah yang biasanya menbuat diri ini malas untuk menuangkan ide ide yang sangat brlian tadi.
            Kemudian terkadang kita sering menunda atau mengulur ulur waktu untuk menulis, kerap kali hal ini lah yang menjadi hambata penghambat dalam membuat tulisan. Padahal hal ini sangat merugikan bagi dirikita selagi ada inspirasi segera tuangkanlah kedalam bentuk tulisan, jangan mengulur waktu lagi sebab dalam 1 menit kedepan mood seseorang bisa dengan cepatnya berubah. Hal ini dapat di cegah salah satunya dengan mengingat sebuah selogan mamtan wakil presiden RI bapak Jusuf Kalla “ Lebih Cepat Lebih Baik “. terapkan lah selogan ini dalan kehidupan nyata, karna selogan ini memiliki makna lebih cepat bertindak untuk mengerjakan sesuatu, akan lebih baik dari pada menunda untuk mengerjakanya.
Ada ssatu senjata yang paling ampuh untuk menghilangkan rasa malas ini. yaitu dengan cara melawanya, hal ini terinspirasi dari perkataan orang tua zaman dulu yang mengatakan “ orang bodoh , kalau di ajari maka akan pintar , orang takut kalau diantarkan akan menjadi berani , tapi kalau orang malas itu mau di apainpun gak akan mempan , kalau bukan dirinya sendiri yang merubahnya”
Lawanlah rasa malas itu dengan tindakan , ciptakanlah sesuatu yang memotivasi diri kita , bisa saja dengan membayangkan wajah seseorang yang kita sayangi bisa itu orang tua , pacar dll , hal ini akan memberikan rasa percaya diri dan dorongan bagi kita untuk menghilanhkan rasa malas , kataknlah pada diri kita “ aku pasti bisa “ kalu sendiri tidak yakin pada kemampuan sendiri bagai mana dengan orang lain?. Kemudian jadikan lah hari ini seolah olah  hari terakhir ( deeadline ) bagi kita, seolah olah besok kita akan mati , hanya Cuma hari ini lah kesempatan untuk menulis. dengan meenjadikan hari ini sebagai hari teakhir, kita pasti bisa melakukan sesuatu yang mustahil ,  Hal ini sering kita jumpai dalam kehidupan nyata, sebagai contoh  seorang mahasiswa pada saat terdesak dapat menyelesaikan makalahnya dalam kurun waktu semalam suntuk , yang mestinya di kerjakan dalam waktu minimal 3 hari.tetapi karna besok adalah batas waktu pengumpulan tugas makalahnya , maka selesailah tugasnya itu dalam semalam. Jadi jangan jadikan malas sebagai peenghambat bagi kita untuk tidak menulis.
Yang paling penting dalam menulis ialah tindakan nyata atau aksi , di dalam menulis tidak perlu banyak teori. Untuk penulis pemula,bakat bukan lah faktor utama yang menjadikan dirikita seorang penulis. yang paling dominan  adalah 3 hal yaitu Kemauan , Konsistensi ( keseriusan ), dan Komitmen (tanggung jawab ) .Dimana ketiga hal ini tidak dapat di pisahkan satu dengan lainya. kebanyakan orang memang memiliki kemauan yang besar untuk menulis. biasanya kemauan ini timbul dari sebuah keinginan untuk mendapatkan sesuatu maka timbul lah kemauan. tetapi sangat jarang di antara kita yang memiliki konsistensi, dan komitmen . tulisan yang sudah dengan susah paya di kerjakan yang menurut diri kita hasilnya sudah maksimal, akan tetapi ada pembaca yang mengkritik mengatakan tulisan ini jelek. yang langsung membuat semangat kita dalam menulis hilang dalam sekejap dan hilanglah kemauan kita untuk menulis.
Di sinilah di perlukan ketenangan kita dalam menyikapi kritik, jangan jadikan kritik sebagai sesuatu yang tak enak di dengar. jadikanlah kritik sebagai masukan yang mengisi kekurangan kekurangan yang ada dalam tulisan kita.   jangan takut kalau banyak orang yang memberikan kritik pedas terhadap tulisan kita, ada yang mengatakan Menulis itu ibarat naik motor. Ingin bisa melakukan, jawabannya adalah dengan mencoba dan terusmencoba , Tahu teori bagaimana cara yang benar mengendarai motor saja tak cukup. kita harus berlatih dan coba menaikinya. Semakin sering berlatih-walau kadang sempat terjatuh dan luka- kelak mereka pasti semakin mahir dan lancar. dalam persoalan menulis juga begitu.
Kemudian mengenai konsistenis atau keseriusan, sejauh mana keseriusan kita untuk menulis, seberapa seriuskah kita dalam mengerjakanya. kebanyakan orang mengerjakan tulisan dalam beberapa bagian dan di kerjakan secara berangsur angsur. Nah di sini lah di perlukanya keseriusan, apakah kita serius untuk menyelesaikan tulisan? orang yang menjadikan menulis sebagai bagian dari hidupnya akan selalu konsisten dengan apa yang telah ia tulis , berbeda dengan orang yang menulis hanya untuk mencari nama atau untuk keren kerenan saja yang biasanya tidak konsisten dengan tulisan yang di buat.
Lalu tentang komitmen atau tanggung jawab, apakah diri kita dapat mempertanggung jawabkan apa yang telah kita tulis. terutama mengenai keabsahanya, di zaman moderen seperti ini sangat mudah bagi kita untuk mengakses tulisan tulisan orang lain melalui media internet, biasanya kita sering mengcopy beberapa bagian dari tulisan orang lain kedalam tulisan kita sebagai bahan revisi atau tambahan kalau yang di ambil hanya beberapa bagian saja itu tidak menjadi masalah. yang harus di hindari di sina adalah peraktek plagiat, atau mengambil tulisan orang lain dan menjadikan sebagai karya kita. Untuk menghindari hal hal yang tidak di inginkan, usahakan lah menggunakan pemikiran sendiri, dengan cara perbanyak membaca untuk menambah revisi dan wawasan, baik itu buku, surat kabar, artikel dll. kalau memang tulisan itu adalah 100% hasil karya cipta , kenapa mesti takut untuk mempertanggungjawabkanya.
oleh sebab itu di harapkan kita sebagai penulis pemula mampu menciptakan suatu ideologi dalam diri kita, sebuah idiologi yang menciptakan semangat, memotivasi, dan melawan rasa malas untuk menulis. Jangan jadikan kata MALAS sebagai alasan untuk tidak menulis. Karna semua orang, memiliki kemampuan untuk menghasilkan sebuah tulisan yang berbobot, tapi hanya sedikit orang yang memiliki kemauan untuk mencapainya.