Menulis.....
Gampang atau Sulit?
Bagi
orang yang baru menggeluti dunia tulisan , kerap kali menghalami hambatan dalam
proses pembuatan tulisanya mulai dari minimnya pengalaman, tidak tau harus
memulai dari mana, atau bahkan kemauan untuk menulis ada tetapi diri ini sangat
malas untuk menulis, hal ini lah yang terkadang memutuskan semangat bahkan
menjadi bantu sandungan bagi kita, lantas apakah yang harus di perbuat?
Untuk
orang yang terlahir dengan bakat, menulis itu nudah atau sama halnya dengan
berbicara yang hanya bermodalkan mulut dan lidah, menulis itu hanya tinggal
menuangkan apa yang ada di dalam benak kita kedalam secarik kertas, atau
tinggal mengetik di laptop saja. Secara teori memang benar menulis itu gampang
tapi ada beberapa hal yang menjadi sandungan bagi para penulis khususnya bagi
pemula, satu sifat lumrah yang di miliki setiap manusia, yang kerap kali
menjadi batu sandungan kita dalam meraih keberhasilan, sifat itu adalah MALAS,
Secara sederhana malas di defenisikan sebagai ssuatu keadaan
di mana seseorang merasa enggan untuk mengerkjakan atau melakukan sesuatu. Secara umum Hal ini bisa di sebabkan oleh
keadaan fisik yang lelah sehingga mempengaruhi kinerja otak, yang menimbulkan
seseorang akan kekurangan inspirasi yang
di perlukan dalam membuat suatu tulisan, kalau sudah dalam keadaan begini
jangan pernah memaksakan diri untuk tetap menulis, karna akan berakibat tulisan
kita tidak maksimal atau bisa di katakan rancu.
Dalam menulis, sering kali di pengaruhi oleh sifat malas
ini, terkadang sudah mendapat banyak inspirasi untuk menulis, tetapi di
karnakan oleh suatu hal yang tak terduga seperti saat hendak membuka laptop
untuk mengetik namun batre laptop sedang kosong. keadaan ini di perpara lagi dengan pasokan listrik dari
PLN sedang padam, keadaan ini lah yang biasanya menbuat diri ini malas untuk
menuangkan ide ide yang sangat brlian tadi.
Kemudian terkadang kita sering menunda atau mengulur ulur
waktu untuk menulis, kerap kali hal ini lah yang menjadi hambata penghambat
dalam membuat tulisan. Padahal hal ini sangat merugikan bagi dirikita selagi
ada inspirasi segera tuangkanlah kedalam bentuk tulisan, jangan mengulur waktu
lagi sebab dalam 1 menit kedepan mood seseorang bisa dengan cepatnya berubah.
Hal ini dapat di cegah salah satunya dengan mengingat sebuah selogan mamtan
wakil presiden RI bapak Jusuf Kalla “ Lebih Cepat Lebih Baik “. terapkan lah
selogan ini dalan kehidupan nyata, karna selogan ini memiliki makna lebih cepat
bertindak untuk mengerjakan sesuatu, akan lebih baik dari pada menunda untuk
mengerjakanya.
Ada
ssatu senjata yang paling ampuh untuk menghilangkan rasa malas ini. yaitu
dengan cara melawanya, hal ini terinspirasi dari perkataan orang tua zaman dulu
yang mengatakan “ orang bodoh , kalau di ajari maka akan pintar , orang takut
kalau diantarkan akan menjadi berani , tapi kalau orang malas itu mau di
apainpun gak akan mempan , kalau bukan dirinya sendiri yang merubahnya”
Lawanlah
rasa malas itu dengan tindakan , ciptakanlah sesuatu yang memotivasi diri kita
, bisa saja dengan membayangkan wajah seseorang yang kita sayangi bisa itu
orang tua , pacar dll , hal ini akan memberikan rasa percaya diri dan dorongan
bagi kita untuk menghilanhkan rasa malas , kataknlah pada diri kita “ aku pasti
bisa “ kalu sendiri tidak yakin pada kemampuan sendiri bagai mana dengan orang
lain?. Kemudian jadikan lah hari ini seolah olah hari terakhir ( deeadline ) bagi kita, seolah
olah besok kita akan mati , hanya Cuma hari ini lah kesempatan untuk menulis.
dengan meenjadikan hari ini sebagai hari teakhir, kita pasti bisa melakukan sesuatu
yang mustahil , Hal ini sering kita
jumpai dalam kehidupan nyata, sebagai contoh
seorang mahasiswa pada saat terdesak dapat menyelesaikan makalahnya
dalam kurun waktu semalam suntuk , yang mestinya di kerjakan dalam waktu
minimal 3 hari.tetapi karna besok adalah batas waktu pengumpulan tugas
makalahnya , maka selesailah tugasnya itu dalam semalam. Jadi jangan jadikan
malas sebagai peenghambat bagi kita untuk tidak menulis.
Yang
paling penting dalam menulis ialah tindakan nyata atau aksi , di dalam menulis
tidak perlu banyak teori. Untuk penulis pemula,bakat bukan lah faktor utama
yang menjadikan dirikita seorang penulis. yang paling dominan adalah 3 hal yaitu Kemauan , Konsistensi (
keseriusan ), dan Komitmen (tanggung jawab ) .Dimana ketiga hal ini tidak dapat
di pisahkan satu dengan lainya. kebanyakan orang memang memiliki kemauan yang
besar untuk menulis. biasanya kemauan ini timbul dari sebuah keinginan untuk
mendapatkan sesuatu maka timbul lah kemauan. tetapi sangat jarang di antara
kita yang memiliki konsistensi, dan komitmen . tulisan yang sudah dengan susah
paya di kerjakan yang menurut diri kita hasilnya sudah maksimal, akan tetapi
ada pembaca yang mengkritik mengatakan tulisan ini jelek. yang langsung membuat
semangat kita dalam menulis hilang dalam sekejap dan hilanglah kemauan kita
untuk menulis.
Di
sinilah di perlukan ketenangan kita dalam menyikapi kritik, jangan jadikan
kritik sebagai sesuatu yang tak enak di dengar. jadikanlah kritik sebagai
masukan yang mengisi kekurangan kekurangan yang ada dalam tulisan kita. jangan
takut kalau banyak orang yang memberikan kritik pedas terhadap tulisan kita,
ada yang mengatakan Menulis itu ibarat naik motor.
Ingin bisa melakukan, jawabannya adalah dengan mencoba dan terusmencoba ,
Tahu teori bagaimana cara yang benar mengendarai motor saja tak cukup. kita harus berlatih dan
coba menaikinya. Semakin sering berlatih-walau kadang sempat terjatuh dan luka-
kelak mereka pasti semakin mahir dan lancar. dalam persoalan menulis juga begitu.
Kemudian
mengenai konsistenis atau keseriusan, sejauh mana keseriusan kita untuk
menulis, seberapa seriuskah kita dalam mengerjakanya. kebanyakan orang
mengerjakan tulisan dalam beberapa bagian dan di kerjakan secara berangsur
angsur. Nah di sini lah di perlukanya keseriusan, apakah kita serius untuk
menyelesaikan tulisan? orang yang menjadikan menulis sebagai bagian dari
hidupnya akan selalu konsisten dengan apa yang telah ia tulis , berbeda dengan
orang yang menulis hanya untuk mencari nama atau untuk keren kerenan saja yang
biasanya tidak konsisten dengan tulisan yang di buat.
Lalu
tentang komitmen atau tanggung jawab, apakah diri kita dapat mempertanggung
jawabkan apa yang telah kita tulis. terutama mengenai keabsahanya, di zaman
moderen seperti ini sangat mudah bagi kita untuk mengakses tulisan tulisan orang
lain melalui media internet, biasanya kita sering mengcopy beberapa bagian dari
tulisan orang lain kedalam tulisan kita sebagai bahan revisi atau tambahan kalau
yang di ambil hanya beberapa bagian saja itu tidak menjadi masalah. yang harus
di hindari di sina adalah peraktek plagiat, atau mengambil tulisan orang lain
dan menjadikan sebagai karya kita. Untuk menghindari hal hal yang tidak di
inginkan, usahakan lah menggunakan pemikiran sendiri, dengan cara perbanyak
membaca untuk menambah revisi dan wawasan, baik itu buku, surat kabar, artikel
dll. kalau memang tulisan itu adalah 100% hasil karya cipta , kenapa mesti
takut untuk mempertanggungjawabkanya.
oleh
sebab itu di harapkan kita sebagai penulis pemula mampu menciptakan suatu
ideologi dalam diri kita, sebuah idiologi yang menciptakan semangat,
memotivasi, dan melawan rasa malas untuk menulis. Jangan jadikan kata MALAS
sebagai alasan untuk tidak menulis. Karna semua orang, memiliki kemampuan untuk
menghasilkan sebuah tulisan yang berbobot, tapi hanya sedikit orang yang
memiliki kemauan untuk mencapainya.